Jakarta (Kamis, 21 Maret 2024)
Di tengah maraknya dinamika upaya kesetaraan gender di dunia akademik, Kementerian Agama RI yang memang banyak diisi oleh insan akademik lulusan perguruan tinggi dalam dan luar negeri juga terpengaruh oleh dinamika tersebut.
Berbagai program dan juga produk dari Kementerian Agama RI mengisyaratkan bahwa betapa kesetaraan gender telah menjadi minat negara untuk dituangkan di dalam kebijakannya.
Pertanyaannya kini adalah seberapa jauh negara bersedia mengakomodasi kecenderungan dunia akademik beserta ide-idenya di dalam kebijakan-kebijakannya?
Satu hal yang pasti bahwa dunia akademik tidak sama dengan dunia di luar kampus atau sekolah. Tidak jarang gagasan dunia akademik justru melahirkan kehebohan di masyarakat yang bisa saja negara tidak menginginkannya.
Tema seperti di atas itulah yang dibicarakan di dalam diskusi NAKSIR atau Ngaji Kajian Tafsir yang dipandu oleh Hani Fazlin sebagaimana artikelnya di sini https://ibihtafsir.id/2024/03/20/dualitas-narasi-gender-dalam-tafsir-negara/. Hani Fazlin mencurigai negara tidak sungguh-sungguhnya mengikuti perkembangan dunia akademik dalam isu kesetaraan gender ini.[]