(Kamis, 4 April 2024)
Upaya untuk membangun konsep kesetaraan gender lewat ayat-ayat suci Al-Qur`an melahirkan beberapa kecenderungan. Ada yang memandang bahwa Al-Qur`an (secara tekstual) memang membawa misi kesetaraan gender. Ada juga yang melihat Al-Qur`an (juga secara tekstual) tidak mengakui kesetaraan dan bahkan menawarkan bentuk ketidaksetaraan. Yang kedua ini terus diapungkan karena dianggap tidak akan menimbulkan kekisruhan di dalam masyarakat.
Kritik terhadap kedua kecenderungan di atas adalah posisi ayat-ayat Al-Qur`an yang sepertinya tidak lebih daripada legitimasi atas kecenderungan yang sebelumnya telah ada.
Narasumber NAKSIR atau Ngaji Kajian Tafsir, Syamsuri, menyoroti hal ini dan menawarkan sebuah alternatif metodologi yang dianggapnya tidak akan menjadikan ayat-ayat Al-Qur`an sekadar sebagai legitimasi atas kecenderungan penafsir, tetapi memang akan memunculkan kecenderungan Al-Qur`an itu sendiri.
Tulisan Syamsuri bisa dilihat di link berikut ini https://ibihtafsir.id/2024/04/03/melacak-dialektik...